atau pada hari tertentu. Seorang administrator sistem dapat menggunakan tugas otomatis ini untuk
melakukan backup, memonitor sistem atau menjalankan suatu script. Utiliti yang dapat digunakan
untuk menjalankan tugas secara otomatis adalah cron, anacron, at dan batch.
1. Cron
Cron merupakan sebuah daemon yang dapat digunakan untuk menjadwalkan pelaksanaan suatu tugas
yang berulangulang
sesuai dengan kombinasi jam, hari dalam bulan, bulan dalam tahun, hari dalam
minggu dan minggu. Cron akan menganggap bahwa sistem berjalan secara terus menerus. Jika sistem
sedang tidak berjalan pada saat suatu tugas dalam jadwal, maka tugas tersebut tidak akan dijalankan.
a. Konfigurasi Cron
File utama konfigurasi untuk cron, /etc/crontab, berisi barisbaris seperti berikut :
Empat baris pertama merupakan pendefinisian variabel yang akan digunakan oleh cron. Nilai dari
variabel SHELL menunjukkan lingkungan shell yang akan digunakan dan variabel PATH
mendefinisikan path yang akan digunakan untuk menjalankan perintah. Keluaran dari perintah cron
akan diemail
ke user yang didefinisikan oleh variabel MAILTO. Jika variabel MAILTO didefinisikan
dengan string kosong (MAILTO=””), maka email tidak akan dikirimkan. Variabel HOME dapat
digunakan untuk menentukan home directory yang digunakan ketika menjalankan perintah atau script.
Setiap baris pada file /etc/crontab mewakili satu tugas dan mempunyai format :
Catatan:
Tanda Asterisk (*) dapat digunakan untuk mewakili semua nilai yang berlaku. Contoh, tanda asterisk
pada kolom month berarti bahwa jalankan perintah pada setiap bulan. Tanda hyphen ()
diantara integer
berati sampai dengan. Contoh, 14
berarti integer 1,2,3 dan 4. Tanda koma menunjukkan daftar nilai.
Tanda slash (/) dapat digunakan untuk menentukan kenaikan nilai. Contoh, 010/2 berarti sama dengan
0,2,4,6,8,10.
File /etc/cron.allow dan /etc/cron.deny digunakan untuk membatasi akses terhadap
perintah cron. Format kedua file tersebut adalah setiap baris mewakili satu nama. Tanda spasi tidak
diperbolehkan. Cron daemon (crond) tidak harus direstart apabila file tersebut diubah. Access control
file akan dibaca setiap kali user mencoba untuk menambah atau menghapus suatu cron task. User root
selalu dapat menggunakan cron, tanpa peduli nama user yang tercantum pada access control file. Jika
file cron.allow ada, hanya user yang terdaftar pada file tersebut yang diperbolehkan menggunakan
cron, sedangkan file cron.deny akan diabaikan. Jika file cron.allow tidak ada, seluruh user yang
terdaftar pada file cron.deny tidak diperbolehkan menggunakan cron.
b. Menjalankan dan menghentikan service
Untuk menjalankan service cron, gunakan perintah
/sbin/service crond start
Untuk menghentikannya gunakan perintah
/sbin/service crond stop

pranala lain -> Konsep Penjadwalan Prioritas Menggunakan Terminal Linux
BalasHapus